Thomas tak henti-henti menyesali perbuatannya. Andai, malam itu, ia tak tergerak ‘bermain-main’ dengan telepon genggamnya, boleh jadi, kecelakaan itu tak bakalan menghampirinya. Sang istri, telah memberinya peringatan. Namun, Thomas bergeming. Ia keukeuh membuka pesan singkat itu. Sejurus kemudian, sorotan lampu mobil dari arah berlawanan menghampirinya. Dan, Braaakkk…!?!!
Mobil yang ditumpangi Thomas berguling di atas aspal. Istrinya, terpental hingga terkapar tak bernyawa. Di sudut lain, enam orang meregang nyawa. Bagi, Thomas, kejadian itu ibarat mimpi buruk yang tak pernah lenyap. Perasaan bersalah telah menggiring Thomas untuk mengakhiri hidupnya. Tapi, pikiran itu tak segera berlaku. Setidaknya, Thomas memilih tindakan yang jauh lebih terhormat.
Thomas, diam-diam mencuri kartu identitas Ben (Michael Early), saudara laki-lakinya, yang bekerja sebagai petugas IRS (Internal Revenue Service). Dengan cara ini, ia bisa mengakses database milik IRS dan menemukan jejak siapa orang-orang yang layak mendapatkan pertolongannya.
Ya, demi menembus kesalahannya, Thomas berniat melakukan perbuatan yang mulia bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya. Lewat cara ini, ia berharap segala kesalahannya bisa ditebus dan memulai hidup tanpa perasaan berdosa. Selamanya…
Holly Apelgren (Judyann Elder), Ezra Turner (Woody Harrelson), Connie Tepos (Elpidia Carrillo) dan Emily Posa (Rosario Dawson), menjadi targetnya. Menurut Thomas, mereka adalah orang-orang yang layak mendapatkan pertolongan. Berbagai permasalahan hidup tengah mereka dihadapi. Ezra Turner, misalnya, dia adalah seorang pianis yang baik hati. Ia sosok yang tak pernah lelah untuk berbagi, meski ia seorang yang buta. Nasib juga tak berpihak kepada Connie Tapos. Kehidupannya Ibu dua anak ini kurang beruntung. Kekasihnya, kerap melakukan kekerasan fisik. Setiap hari, bahkan di depan anak-anaknya. Thomas, dengan kartu identitas curiannya, mencoba menyelinap dan mengawasi gerak-gerik mereka agar bisa mengenal jatidiri mereka. Bagi mereka, Thomas menebar sebuah harapan baru.
Sutradara Gabriele Muccino menghadirkan pesan itu secara gamblang. Ruang roman disajikan lewat lakon Emily Posa. Ya, Thomas, paham betul jika harapan untuk layak diberikan kepada Posa. Ia perempuan yang sangat menyenangkan. Penuh semangat dan mandiri. Sayang, hidup Posa tinggal sesaat. Posa divonis menderita penyakit jantung dan segera membutuhkan organ agar bisa bertahan hidup.
Perlakuan berbeda inilah yang kemudian menghantarkan jalinan kisah asmara di antara keduanya. Meski lagi-lagi, Thomas tak bisa membohongi perasaannya pada mendiang istri tercintanya. Kisah yang disuguhkan penulis skenario Grant Nieporte, memang memiliki alur cerita yang kuat. Sayang, di babak awal, jalinan kisah yang disajikan terasa begitu lamban dan monoton. Utunglah, pada babak akhir, cerita yang disodorkan mulai menemukan bentuknya. Kejutan-kejutan itu mulai ditebar hingga berujung pada sebuah kisah yang mengharu biru.
Acungan jempol layak diberikan kepada Will Smith. Ia tak hanya mampu tampil sebagai aktor jenaka, yang mampu membuat penonton tergelitik lewat peran-peran konyolnya. Lewat karakter yang linglung seperti halnya Ben Thomas, Smith berhasil melewatinya dengan sempurna. Hingga pekan ini, film Seven Pounds, masih bertahan di tangga film box office di kawasan Amerika Utara. Hingga pekan kemarin, film ini telah mengantongi pendapatan sebesar 66,7 juta dolar dan menenmpati posisi sepuluh di tangga box office.download area (IDWs)
klik here
Indonesia subtitle
klik here
0 comment:
Posting Komentar
mohon saran nya yach ^_^